There's no BEST way, but there're BETTER ways
teknik.industri@uin-suska.ac.id +62-852-6546-1867
Portal UIN

Tim Teknik Industri UIN Suska Riau Ciptakan Inovasi Fermentasi Alami untuk Produksi VCO Ramah Lingkungan

Teknik Industri > Berita > Tim Teknik Industri UIN Suska Riau Ciptakan Inovasi Fermentasi Alami untuk Produksi VCO Ramah Lingkungan

Tim dosen dan mahasiswa dari Program Studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat bertema “Penerapan Teknologi Fermentasi Berbasis Bahan Alami dalam Produksi Virgin Coconut Oil (VCO) untuk Pemberdayaan Komunitas Nyiur Terpadu”. Kegiatan ini berlangsung di Kelurahan Sapat, Kecamatan Kuala Indragiri, Kabupaten Indragiri Hilir, yang dikenal sebagai salah satu sentra produksi kelapa di Provinsi Riau.

Kegiatan pengabdian ini dipimpin oleh Anwardi, ST., MT. selaku ketua tim, dengan anggota Tengku Nurainun, ST., MT., Ph.D dan Muhammad Ihsan Hamdy, ST., MT., serta didukung oleh dua orang mahasiswa Teknik Industri. Program ini merupakan bagian dari agenda rutin pengabdian berbasis Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) bidang rekayasa keteknikan yang digagas UIN Suska Riau dalam upaya memperkuat kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat pelaku usaha kecil menengah (UKM).

Dalam kegiatan tersebut, tim memperkenalkan inovasi alat fermentasi berbasis bahan alami yang memanfaatkan ampas kelapa sebagai sumber panas alami. Limbah ampas kelapa yang sebelumnya tidak dimanfaatkan kini diolah untuk menghasilkan panas melalui proses dekomposisi terkontrol. Panas ini kemudian digunakan untuk menjaga kestabilan suhu selama proses fermentasi minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil), sehingga proses dapat berlangsung lebih efisien dan ramah lingkungan.

“Inovasi ini kami kembangkan untuk menjawab tantangan efisiensi dan keberlanjutan dalam produksi VCO. Dengan memanfaatkan ampas kelapa sebagai sumber panas alami, kita tidak hanya menghemat energi, tetapi juga menerapkan konsep zero waste production,” ujar Anwardi, selaku ketua tim pengabdi.

Hasil penerapan teknologi fermentasi alami ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan metode tradisional. Waktu fermentasi yang semula mencapai 14 jam kini hanya membutuhkan sekitar 6 jam, sementara rendemen minyak meningkat dari 19,5% menjadi 24,5%. Selain itu, kadar air minyak menurun dari 0,27% menjadi 0,19%, menghasilkan VCO yang lebih jernih, harum alami, dan memiliki daya simpan lebih lama.

Peserta kegiatan terdiri dari 15 anggota Komunitas Nyiur Terpadu, yang rata-rata telah berpengalaman lebih dari dua tahun dalam pengolahan hasil kelapa. Mereka mengikuti pelatihan, praktik langsung, dan pendampingan penggunaan alat fermentasi di lapangan. Antusiasme peserta terlihat tinggi, terutama karena teknologi ini mudah diterapkan dan sesuai dengan kebutuhan industri rumah tangga.

Anggota tim, Tengku Nurainun, menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga pada pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui inovasi lokal.

“Kami ingin agar masyarakat tidak hanya mampu memproduksi, tapi juga memahami nilai tambah dari produk alami yang berkualitas. Ke depan, kami berharap komunitas ini bisa mengembangkan usaha turunan seperti sabun VCO, minyak aromaterapi, dan kosmetik herbal,” ungkapnya.

Sementara itu, Muhammad Ihsan Hamdy menyoroti pentingnya keberlanjutan kegiatan melalui pembinaan dan penguatan jejaring industri kecil.

“Kami berencana melanjutkan pendampingan pasca-pelatihan agar inovasi ini dapat terus berkembang dan menjadi contoh penerapan teknologi tepat guna di sektor pengolahan kelapa,” ujarnya.

Kegiatan pengabdian ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat dan aparat kelurahan setempat. Teknologi fermentasi alami yang diperkenalkan diharapkan menjadi solusi nyata dalam meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga kelestarian lingkungan di daerah penghasil kelapa terbesar di Riau tersebut.

Dengan sinergi antara dunia akademik, dunia usaha, dan masyarakat, kegiatan ini membuktikan bahwa inovasi sederhana berbasis bahan alami mampu memberikan dampak besar bagi pembangunan ekonomi lokal yang berkelanjutan.